![]() |
|
Penanganan Lupus Harus Komprehensif Wednesday, May 24, 2006 Penanganan Lupus Harus KomprehensifBandung, Kompas - Untuk hasil yang efektif, penanganan penyakit lupus atau systemic lupus erythematosus harus komprehensif. Untuk itu, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung merencanakan membentuk tim penanganan lupus terpadu. Dokter Rachmat Gunadi SpPd, dokter pemerhati lupus dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kamis (4/5), menjelaskan, lupus merupakan penyakit kelainan imunitas yang berpotensi menyerang seluruh bagian sistem tubuh manusia, baik jaringan, organ, darah, saraf, tulang, otak, maupun sel darah. Penyakit yang hanya bisa dikendalikan dan belum dapat disembuhkan ini berpotensi menimbulkan gejala atau varian baru seperti efek osteoporosis (penuaan tulang) hingga depresi. "Maka, tidak mengherankan jika disebut penyakit dengan seribu wajah," ujar Rachmat. Mengindentifikasi penanganan penyakit lupus tidak mudah. Setiap individu memiliki gejala (symptom) maupun faktor pencetus yang berbeda-beda tergantung jenis gen, daya imun ataupun sistem tubuh yang diserang. Penyakit ini tidak menular, melainkan dapat diturunkan melalui faktor genetik. "Penanganan idealnya komprehensif, tidak hanya dengan pendekatan reumatology (persendian), hematology (sel darah), nefrology (ginjal), dermatology (kulit), tetapi juga dengan ilmu neurologi atau psikologi. Sebab, 40 persen penderita lupus biasanya terkena depresi atau gangguan psikologis," katanya menambahkan. RSHS saat ini tengah membentuk tim penanganan lupus terpadu yang beranggotakan 21 dokter spesialis dari berbagai disiplin keahlian maupun fungsi. RSHS juga akan membuka klinik khusus penanganan lupus. "Ini memudahkan koordinasi dan peningkatan awareness. (kesadaran). Selain itu, melalui poliklinik dan pembentukan tim diharapkan dapat menghasilkan penelitian maupun kajian yang akan memberi sumbangsih terhadap ilmu penanganan penyakit lupus," ujar Rachmat. Namun, lanjut Rachmat, pembentukan tim tersebut jangan ditafsirkan bahwa penderita akan menjadi obyek penelitian. RSHS mencatat, terdapat sekitar 380 orang penderita lupus. Setiap bulan rata-rata bertambah 10 pasien baru. Menurut Dian Syarief, Ketua Yayasan Syamsi Dhuha (support group odapus), jumlah odapus (orang dengan lupus) di Jawa Barat lebih dari 700 orang. Tingginya angka kematian pada penderita lupus juga patut mendapat perhatian. Berdasarkan data RSHS, satu persen kasus lupus berakibat kematian. Sementara pada kasus lupus kronis, seperlima dari jumlah penderita lupus biasanya tidak mampu tertangani dan akhirnya meninggal. (jon) Source: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/05/Jabar/1874.htm
Comments:
Post a Comment
~~~ |
.:Find Me:. If you interested in content, please contact the Writer: Rusnita Saleh : .:Want to Joint ?:. If you want to know more about lupus surferer's activities and want to donor your help and money, go here Need more consult ?, go here .:acquaintances:.
The Enterprise .:New Book:. .:talk about it:.
.:archives:.
.:Link-link website Lupus:.
Lupus Org .:credits:.
|