Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Tuesday, June 29, 2004

Wanita.com - Susu ternak telah dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan sejak jaman prasejarah. Bahkan, sejak jaman Nabi Muhammad saw. pun, susu ternak populer dipakai sebagai obat pengusir berbagai macam jenis penyakit. Di jazirah Arab, susu ternak yang lazim dipakai untuk pengobatan adalah susu
onta, susu kambing, susu domba, susu sapi, dan susu kuda. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. gemar minum susu.

Dalam hadits banyak catatan mengenai pengobatan berbagai penyakit dengan memanfaatkan susu dari hasil ternak. Disebutkan bahwa susu merupakan paduan air, lemak, dan keju. Keju bersifat dingin dan basah, berupa makanan padat. Lemaknya baik untuk tubuh. Sedangkan, air atau bahan cairannya panas dan basah, memberikan energi agar tubuh menjadi kuat.

Susu segar, ketika dicerna, memproduksi asam lambung. Cairan ini mampu memurnikan tubuh, meningkatkan produksi air mani, dan menambah gairah seksual. Susu juga meringankan kerja perut, menghilangkan depresi, merangsang otak.

Susu yang ditambah gula dapat menghilangkan bercak-bercak pada kulit, mengurangi gatal-gatal dan kudis. Semua jenis susu, kecuali susu onta, bekerja sebagai diuretika (membantu mengeluarkan cairan tubuh). Pada jaman Nabi, susu kambing juga banyak dimanfaatkan sebagai obat TBC.
Teks : FA (dari berbagai sumber)/FAD

* NIRMALA No. 04/IV


Blogged on 6:48 AM

|

~~~

Wednesday, June 16, 2004

Blog ini bukan bagian dari yayasan manapun.

Tujuannya cuma satu: menebar kepedulian pada penderita lupus.

Karena itu, maka isinya pun informasi seputar lupus dan bisa juga selebaran dari yayasan-yayasan tertentu yang sempat didapat.

Lupus atau nama lengkapnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE) tergolong sebagai penyakit autoimun. Artinya, tubuh membentuk antibodi berlebihan, tetapi salah arah, yang kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri. Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab timbulnya antibodi yang merusak tubuh sendiri itu, yaitu faktor genetika (keturunan), lingkungan, dan hormonal.

Di Indonesia sendiri, penyakit ini kurang populer (padahal di Eropa dan Amerika, sekarang merupakan penyakit penting yang sejajar dengan kanker). Jangankan masyarakat awam, dokter pun kadang kala tak mengenali penyakit ini. Salah satu penyebabnya, karena lupus memiliki gejala yang tidak khas. Akibatnya seringkali seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengidap penyakit yang sulit disembuhkan dan bisa mengancam jiwa ini.

Faktor Resiko:
Gender - 90 % penderita lupus adalah perempuan. Aktivitas lupus seringkali terlihat jelas pada tahun-tahun kehamilan atau usia produktif.
Ethnicity - penderita lupus dengan ras African Americans 4 kali lebih banyak ketimbang ras Caucasians, sementara ras Hispanics 2 kalinya. Bangsa Asia juga merupakan penderita lupus yang cukup dominan saat ini.



Blogged on 4:08 AM

|

~~~