Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Wednesday, December 21, 2005

Assalamualaikum wr wb
Yth Prof Zubairi,
Sudah dua tahun ini saya dinyatakan menderita lupus. Usia saya saat ini 25 tahun. Selain prednison, saya juga pernah diberi obat endoxan. Ternyata obat tersebut juga digunakan oleh tante saya yang menderita kanker payudara untuk kemoterapi.
Saya jadi bingung, mengapa saya perlu diberi obat kemoterapi? Bukankah penyakit lupus berbeda dengan kanker?

Tina, Bogor

Waalaikumussalam wr wb
Mbak Tina yang baik,
Penyakit lupus memiliki banyak variasi tampilan gejala yang mungkin munculnya berbeda-beda antar masing-masing pasien. Gejala yang umum terjadi adalah demam, berat badan turun, rambut rontok, nyeri sendi, kelainan kulit (ruam di wajah, sensitif terhadap sinar matahari), sampai masalah pada ginjal, jantung, saluran cerna, dan sistem syaraf. Hal ini terjadi karena antibodi yang ada pada orang dengan lupus (Odapus), tidak hanya dapat menyerang organ tubuh tertentu saja.

Oleh karena itu, obat yang diberikan bisa sama, bisa pula diberikan tambahan obat yang berbeda, sesuai dengan gejala yang muncul. Prednison, yang merupakan obat golongan kortikosteroid, adalah obat yang cukup sering diperlukan oleh Odapus. Dosisnya tentu disesuaikan oleh dokter, tergantung dari gejala yang timbul dan respons dari pasien. Namun terkadang dibutuhkan obat-obat lain seperti obat antimalaria dan obat sitotoksik yang juga digunakan sebagai obat kemoterapi pada pasien kanker.

Pemberian suatu obat, didasarkan pada mekanisme kerjanya. Jadi, mungkin saja obat yang sama digunakan untuk dua penyakit yang kelihatannya berbeda, misalnya parasetamol yang dapat digunakan untuk menurunkan demam juga menghilangkan nyeri. Yang digunakan sebagai dasar pemberian obat pada lupus adalah jika obat tersebut efektif untuk menekan sistem imun (kekebalan tubuh). Saya kira Mbak Tina sudah mengetahui bahwa penyakit lupus disebabkan karena adanya antibodi (zat kekebalan tubuh) yang bekerja berlebihan sehingga menyerang organ-organ tubuh yang sehat. Untuk itu, diperlukan obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh tersebut agar tidak berlebihan bekerja. Obat sitotoksik pada Odapus berperan sebagai imunosupresan, artinya berperan untuk menekan sistem imun pada tubuh.

Obat imunosupresan biasanya diberikan untuk mengatasi gejala yang berat, di mana dibutuhkan pemberian obat golongan kortikosteroid (prednison) dosis tinggi. Padahal, dosis prednison yang terlalu tinggi dapat menimbulkan efek samping yang berat, yang mungkin bisa lebih berbahaya dibandingkan penyakitnya. Oleh karena itu, diberikan obat imunosupresan dalam jangka waktu tertentu (biasanya paling lama enam bulan) untuk mengganti atau diberikan bersama-sama dengan prednison sehingga dosisnya tidak usah terlalu tinggi.

Jadi, obat imunosupresan dalam pengobatan lupus berguna untuk mengontrol aktivitas penyakit pada organ-organ vital seperti ginjal, otak, jantung, dan paru, serta dapat mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat kortikosteroid. Dokter tentu akan memberikan obat imunosupresan, juga obat-obat lain, dengan hati-hati, setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya. Jika penyakit telah terkontrol, dapat saja pemberian obat-obatan dihentikan dan yang perlu dilakukan adalah menjaga asupan nutrisi dan pola hidup.

source



Blogged on 10:21 PM

|

Comments: Post a Comment

~~~