Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Thursday, August 18, 2005

Pengobatan Lupus yang Tepat Bisa Pertahankan Hidup

kompas

Bandung, Kompas - Pengobatan yang tepat bagi penderita lupus bisa membantu meningkatkan kemampuan mereka bertahan hidup. Sayangnya, banyak orang dengan lupus (odapus) yang tidak sadar bahwa dirinya menderita lupus. Selain itu, tidak semua dokter bisa dengan cepat mendeteksi bahwa pasiennya menderita lupus.

"Kalau lupus bisa diketahui lebih dini, penanganan yang tepat bisa dilakukan lebih cepat. Penanganan tepat bisa membuat Odapus bertahan hidup lebih lama," ujar Dian Syarief, pendiri Care for Lupus sekaligus penderita lupus di Bandung, Selasa (10/5). Tanggal 10 Mei merupakan Hari Lupus sedunia.

Lupus adalah penyakit yang disebabkan sel imun di dalam tubuh terlalu aktif, bekerja melebihi fungsinya. Sel imun itu tidak hanya menyerang kuman yang merusak, tetapi juga menyerang organ- organ tubuh. Biasanya, lupus menyerang orang yang memiliki gen Human Leukocyte Antigens (HLA) tipe DR2 dan DR3.

Menurut Dian, banyak Odapus baru mengetahui menderita lupus setelah beberapa tahun didiagnosa berbagai penyakit. "Ada seorang Odapus yang baru bergabung dengan Care For Lupus dalam kondisi yang sudah buruk. Beberapa hari dirawat di rumah sakit. Lalu meninggal," ujar Dian.

Care For Lupus yang sudah didirikan dua tahun lalu memiliki 100 anggota yang merupakan Odapus. Dalam dua tahun, sudah 15 Odapus meninggal. Sebanyak 12 orang meninggal tahun 2004 dan 3 orang meninggal tahun 2005.

Untuk menyebarkan pengetahuan tentang lupus, Care for Lupus aktif menyebarkan informasi tentang lupus pada masyarakat melalui anggotanya yang terdiri dari Odapus dan relawan. Penyebaran informasi juga dilakukan melalui media massa serta menyelenggarakan simposium pasien dengan dokter.

Pada peringatan Hari Lupus Sedunia tahun ini, ujar Dian, Care For Lupus akan tetap meneruskan program sesuai tema peringatan Hari Lupus Sedunia tahun lalu, yaitu meningkatkan pengetahuan tenaga medis dan menemukan terapi lupus yang aman.

"Kami tidak membuat kegiatan seremonial, tetapi langsung pada kasus nyata saja. Misalnya, mencari informasi tentang kemajuan terapi untuk lupus. Karena selama ini terapi untuk lupus belum aman," kata Dian yang pernah mengalami infeksi otak akibat menggunakan terapi tersebut.

Dian Mustika (29), penderita lupus mengaku terlambat mengetahui penyakitnya. Sejak kecil, Dian mengaku sering didiagnosa berpenyakit tipus. Baru beberapa pekan lalu, ia mengetahui menderita lupus setelah melakukan tes Antinuclear Antibody (ANA).

"Saya sempat syok selama dua minggu. Tapi sekarang saya merasa tenang. Setelah tahu penyakit saya sesungguhnya, saya tahu bagaimana harus hidup dengan lupus, apa yang harus saya lakukan dan hindari," ujar Dian Mustika yang berharap Hari Lupus Sedunia tahun ini bisa membuat para Odapus tidak merasa terpuruk dengan penyakitnya. (y09)



Blogged on 6:54 PM

|

Comments: Post a Comment

~~~