Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Monday, May 09, 2005

Minggu, 17 April 2005 - Konsultasi Republika
source

Assalamualaikum wr wb
Prof Zubairi yth,
Saya, 19 tahun, diketahui sakit lupus sejak dua tahun yang lalu. Gejala waktu itu adalah sakit sendi, rambut rontok, dan panas. Saya berobat teratur selama satu tahun. Setelah itu saya tidak minum obat selama sembilan bulan dan tidak pernah kontrol karena tidak ada gejala.

Tiga bulan yang lalu kaki saya mulai bengkak, demikian pula perut. Jika bangun tidur mata bengkak, saat siang hari menghilang dan besoknya muncul kembali. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, dokter mengatakan lupus sudah mengenai ginjal. Terdapat kebocoran protein dari ginjal yang cukup parah dan dinyatakan lupus nefritis.

Saya sangat khawatir, karena seorang teman saya yang juga sesama anggota Yayasan Lupus Indonesia, dua tahun yang lalu mengalami masalah yang sama dan harus menjalani cuci darah. Pertanyaan saya:

1. Mengapa lupus saya bisa kambuh?
2. Bagaimana mengenai pengobatan lupus yang menyerang ginjal saya?
3. Apakah saya harus pindah dokter karena yang menangani saya sejak dulu adalah internis ahli rematologi? Apakah saya harus pindah ke dokter ahli ginjal?

Ratih, Jakarta

Waalaikumussalam wr wb
Mbak Ratih yang baik,
Penyakit lupus atau lengkapnya Systemic Lupus Erythemathosus memang merupakan penyakit kronis yang sifatnya 'up and down', artinya gejalanya dapat mereda/terkontrol namun dapat muncul kembali sewaktu-waktu (flare-up). Salah satu pemicu timbulnya kembali gejala adalah penghentian obat yang tiba-tiba.

Tujuan pengobatan penyakit Mbak Ratih adalah untuk memperbaik kembali fungsi ginjal. Biasanya, selain pengobatan seperti dahulu (pemberian prednison/prednisolon), perlu dikombinasikan dengan obat lain, misalnya siklofofamid (EndoxanT) atau obat penekan sistem imun lainnya seperti azathioprine (ImuranT), mikofenolat mofetil (Cell CeptT). Untuk mengganti protein yang keluar melalui urine akibat kerusakan ginjal, kadang-kadang diperlukan juga infus albumin. Jenis terapi yang akan diberikan tentu tergantung evaluasi dokter.

Seperti Mbak Ratih ketahui, penyakit lupus adalah penyakit di mana sistem imun (kekebalan tubuh) membentuk antibodi yang kemudian akan menyerang jaringan tubuh sendiri sehingga menimbulkan peradangan pada jaringan yang terkena. Untuk itu maka pada pengobatan lupus diberikan obat untuk menekan sistem imun yang berlebihan.

Cuci darah dilakukan hanya jika sudah terjadi gagal ginjal yang berat. Cuci darah ini bisa bersifat sementara jika gagal ginjal bersifat akut atau berkala. Sedangkan cuci darah jangka panjang bila terjadi gagal ginjal kronik. Data fungsi ginjal yang Anda kirimkan (CCT, creatinin) menunjukkan fungsi ginjal Anda belum parah, jadi mungkin sekali tidak perlu cuci darah dan tidak usah terlalu khawatir, asal berobat teratur. Jadi, cukup banyak pasien lupus nefritis yang tidak memerlukan cuci darah. Mbak Ratih bisa menanyakan langsung kepada tim dokter yang menangani.

Jika saat ini Mbak Ratih sudah merasa cocok dengan dokter yang merawat dan komunikasi berjalan dengan lancar, tidak perlu pindah ke dokter lain. Biasanya akan dikonsultasikan dengan dokter internis dengan subspesialisasi ginjal. Jadi yang menangani tim, yang terdiri dari dokter yang merawat Anda dari awal dan dokter lain yang menangani problem khusus, dalam hal ini dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi. Demikian penjelasan saya, mudah-mudahan bermanfaat.


Blogged on 8:26 PM

|

Comments: Post a Comment

~~~