Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Tuesday, May 10, 2005

Minggu, 03 Nopember 2002 - Konsultasi - Republika
source
Merasa Tertekan Karena Lupus

Dokter Zubairi yth, Anak perempuan saya (19 tahun) sejak sembilan bulan yang lalu diketahui sakit lupus. Gejalanya bermula dari panas selama dua minggu kemudian dirawat di rumah sakit karena diduga sakit typhus atau TBC paru. Namun setelah pemeriksaan darah dan urine, dokter akhirnya menemukan penyakit lupus sebagai penyebab panas. Setelah minum prednison, kondisinya cepat sekali membaik dan sudah dapat kuliah lagi. Untuk dokter ketahui, anak saya kuliah di fakultas psikologi sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Yang menjadi keprihatinan saya adalah kondisi kejiwaan anak saya yang tampaknya amat tertekan. Kelihatannya, ia menjadi sulit berinteraksi dengan teman kuliah ataupun teman-temannya semasa SMU. Padahal tadinya ia bisa dikatakan 'anak gaul' karena mudah bergaul dengan siapa saja.

Selain itu anak saya juga telah mempunyai teman dekat dan sepertinya dia kini juga banyak menahan diri terhadap pacarnya. Mungkin dia malu dengan penyakitnya. Untuk dokter ketahui, di dekat rumah kami ada tetangga dengan penyakit lupus yang telah meninggal setahun yang lalu karena kerusakan ginjal.

Dok, yang saya selalu khawatirkan adalah penampilannya yang agak berubah seperti pipi yang menjadi tembem, sering mengeluh cepat capai, dan badan kelihatan menjadi gemuk. Dok, apa yang harus saya lakukan?

Endah, Bekasi Barat

Ibu Endah yang sedang prihatin,
Memang tidak mudah untuk seorang gadis seperti anak Ibu terkena penyakit lupus. Pertama karena penyakit lupus merupakan penyakit menahun yang sering kali gejalanya hilang timbul dengan kekambuhan-kekambuhan, disertai dampak kejiwaan dan memerlukan pengobatan teratur jangka panjang, sering kali bertahun-tahun. Yang perlu diyakini oleh Bu Endah dan putrinya adalah bahwa sebagian besar odapus (orang dengan lupus) dapat diobati dan kondisi kesehatannya bisa terkontrol baik dengan obat-obatan.

Masalah fisik yang dihadapi odapus misalnya panas lama, rambut rontok, muka sembab, cepat merasa lelah apalagi bila ada kerusakan organ tubuh akibat lupus seperti kerusakan ginjal, paru maupun pada kulit. Saya dapat membayangkan putri Bu Endah yang semula begitu percaya diri menjadi tidak percaya diri karena muka yang sembab, kulit yang menjadi bermasalah, sering ke dokter, belum lagi kadang harus dirawat di rumah sakit. Untuk diketahui, pengobatan penyakit lupus dapat menyebabkan efek samping seperti muka yang sembab dan jerawatan. Namun efek samping tersebut jauh lebih ringan dari manfaat minum obat. Lagipula dosis prednison ataupun obat serupa yang diresepkan dokter, secara bertahap akan dikurangi, sehingga efek sampingnya pun akan semakin berkurang di kemudian hari.

Tentu tetangga Bu Endah yang menderita lupus dan meninggal setahun lalu menambah beban pikiran. Jadi untuk anak Ibu, sakit lupus dapat menimbulkan tekanan tersendiri sehingga menyebabkan masalah kejiwaan. Menurut saya memang ada kemungkinan putri Ibu sedang mengalami masalah psiko sosial akibat penyakit lupus tersebut. Ada beberapa tips untuk mengatasi masalah kejiwaan pada pasien lupus yang mungkin dapat diterapkan pada putri Ibu.

Pertama, Ibu sebagai keluarga terdekat dan saudara-saudara kandung lainnya di rumah sebaiknya meluangkan waktu untuk mendengar keluhan-keluhan yang dirasakan oleh putriIibu tersebut, walaupun keluhan tersebut kedengarannya sepele. Dukungan emosi dan psikososial dari keluarga dan teman terdekat akan sangat membantu odapus.

Dokter maupun perawat juga dapat meringankan perasaan pasien dengan menunjukkan empatinya khususnya sewaktu masa-masa sulit pasien atau sewaktu dirawat di rumah sakit. Juga diharapkan dokter dan petugas kesehatan tersebut mengobati dan merawat odapus secara holistik, tidak hanya mengobati penyakitnya saja. Hubungan pasien, dokter dan keluarga yang baik akan membuat odapus bisa berbicara dengan bebas yang akan banyak mengurangi masalah kejiwaannya.

Banyak pasien lupus yang merasa kehilangan kontrol terhadap dirinya, karena merasa secara mendadak memasuki fase kehidupan yang sangat tidak nyaman akibat lupus. Seperti kita ketahui, penyakit lupus ditandai dengan kekambuhan yang hilang timbul. Rasa yang tidak berdaya karena rasa kambuh yang hilang timbul tersebut kadang-kadang menyebabkan odapus menghadapi pilihan yang tidak enak.

Pilihan pertama adalah pasien menerima penyakit ini sebagai bagian dari dirinya. Kekurangan dari pilihan ini menyebabkan pasien mengasihani diri, dengan sikap negatifistik dan seolah-olah tidak mempunyai masa depan.

Pilihan lain (lebih sukar dilaksanakan) adalah odapus menciptakan identitas baru dengan menyesuaikan gaya hidup, harapan-harapan, dan tujuan hidupnya menjadi lebih realistis. Pilihan kedua ini membuat pasien merasa lebih percaya diri, berperilaku positif, dan mempunyai harapan. Namun untuk mencapai pilihan yang kedua diperlukan dukungan dari lingkungan tersebut diatas, baik tim dokter, keluarga, maupun sahabat-sahabatnya.

Kebetulah di Jakarta ada Yayasan Lupus Indonesia dengan lebih kurang 500 odapus terdaftar sebagai anggotanya. Komunikasi yang baik antar anggota yayasan lupus tersebut akan meringankan penderitaan odapus. Lagipula sesama odapus biasanya lebih mudah untuk saling empati. Ada baiknya putri Ibu mendaftarkan diri menjadi anggota Yayasan Lupus Indonesia tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa anak Ibu seperti juga odapus yang lain sebetulnya dapat mempunyai cara hidup yang normal dan positif walaupun terkena lupus. Saya yakin, putri Bu Endah bisa kuliah dengan normal. Di kemudian hari pun, saya yakin ia bisa bekerja normal. Selamat bergabung dengan Yayasan Lupus Indonesia. Salam.


Blogged on 6:03 AM

|

Comments: Post a Comment

~~~