Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Sunday, May 15, 2005

Minggu, 21 Juli 2002 - Republika
Sakit Lupus, Harus Cuci Darah?

Dokter Zubairi Yth,
Anak saya, gadis berusia 19 tahun, sejak dua bulan yang lalu menstruasi banyak sekali dan lama. Biasanya lima hari, kali ini dua minggu belum bersih. Sudah berobat ke dokter kandungan, diperiksa ultrasonografi dikatakan tidak ada kelainan di kandungan. Pemeriksaan darah menunjukkan trombositnya rendah sekali, hanya 42 ribu (normal lebih dari 150 ribu per mm3). Dirujuk ke dokter penyakit dalam dinyatakan sakit lupus. Dok, apakah benar anak saya sakit lupus? Saya lampirkan data pemeriksaan darahnya.
Sepengetahuan saya, penyakit lupus tidak begitu. Katanya sih, biasanya sakit sendi, mukanya merah dan badannya bengkak. Apakah bisa ditolong? Apakah anak saya harus cuci darah? Apakah bisa hamil?
Terima kasih atas penjelasan dokter.

Susi, Yogyakarta

Bu Susi yang baik,
Penyakit lupus memang masalah yang serius. Jumlah pasiennya ternyata lumayan banyak. Pasien lupus yang terdaftar di Yayasan Lupus Indonesia (YLI) ada empat ratusan. Itu pun sebagian besar berada di Jakarta, dan masih lebih banyak yang belum bergabung.
Apakah anak Bu Susi sakit lupus? Dari data yang dikirimkan, memang demikian. Untuk diketahui, gejala pasien lupus seringkali berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain. Pada pasien lupus seperti anak Bu Susi, di mana antibodi yang ada terutama ditujukan terhadap trombosit, maka gejala yang mencolok ya jumlah trombosit yang rendah dengan konsekuensinya berupa perdarahan menstruasi yang berlebihan.

Untuk diketahui, pada pasien penyakit lupus terdapat antibodi yang berlebihan, dan antibodinya salah sasaran, artinya tidak merusak bakteri, virus ataupun benda asing yang masuk tubuh sesuai dengan tugas antibodi yang normal, tapi justru merusak sel atau pun organ tubuh. Bila antibodinya ditujukan terhadap ginjal, maka yang dirusak ya ginjal. Sebaliknya bila antibodinya ditujukan terhadap eritrosit, maka yang dirusak sel darah merahnya, yang berakibat anemia.
Adapula yang antibodinya ditujukan terhadap liver atau terhadap leukosit atau pun kulit. Jadi bisa dimaklumi bila gejalanya bisa berbeda beda, tergantung pada sasaran antibodi.

Apakah perlu cuci darah? Tidak, karena kadar ureum dan kreatinin serta klirens kreatinin (CCT) anak Bu Susi normal, artinya fungsi ginjal normal. Jadi sama sekali tidak memerlukan cuci darah (hemodialisis). Cuci darah hanya diperlukan pada pasien lupus nefritis lanjut yang disertai komplikasi gagal ginjal. Seringkali pasien lupus dengan komplikasi ginjal masih dapat membaik dengan pengobatan yang tepat.

Apakah bisa hamil? Ya, anak Bu Susi bisa hamil setelah menikah di kemudian hari. Jadi janganlah khawatir berlebihan. Sebagian besar pasien lupus adalah wanita dalam masa reproduksi dan data dari pasien lupus yang bergabung dengan YLI menunjukkan, sebagian besar sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Yang belum dikaruniai anak hanya sedikit sekali, kurang dari 10 persen.

Mengenai perdarahan menstruasi yang berlebihan, akan segera pulih normal setelah mendapat pengobatan untuk lupusnya, biasanya dengan obat kortikosteroid, prednison misalnya. Sebagian pasien trombositnya akan kembali normal, sebagian lagi tidak. Untuk yang trombositnya masih rendah alias tidak kembali normal pun perdarahan menstruasi yang berlebihan akan segera berhenti, karena fungsi trombosit akan pulih walau pun jumlahnya belum mencapai normal. Jadi, teruskan pengobatan ke dokter penyakit dalam dan bila perlu ke dokter kandungan. Bu Susi perlu menasehati anaknya agar tidak menghentikan sendiri obat-obat yang diberikan.
Bila berminat mendapatkan informasi lebih jauh dan bergabung dengan teman-teman odapus (orang dengan lupus) di Yayasan Lupus Indonesia, silakan menghubungi telpon nomor (021)47868336 atau 0812.9016959 atau 0812.8484062. Salam


Blogged on 8:07 PM

|

Comments: Post a Comment

~~~