![]() |
|
Depresi dan Lupus Tuesday, May 10, 2005 Minggu, 09 Mei 2004 - RepublikaDokter Zubairi yth, Saya wanita berusia 47 tahun. Sekitar tiga bulan yang lalu, badan saya panas dingin. Saya ukur dengan termometer suhunya 37-38 derajat Celcius. Selain itu saya mengalami pegal linu di seluruh tubuh, rambut rontok, dan sariawan di mulut. Saya sudah berobat ke tiga orang dokter namun belum sembuh juga. Mula-mula, saya disangka sakit tifus oleh dokter yang pertama. Waktu itu, saya diberi siprofloksasin, namun tidak membantu. Sebaliknya, perut saya tambah mual. Hasil tes Widal positif, tetapi menurut dokter yang kedua, tes Widal jenis H tidak bermakna. Jadi, saya sudah berobat ke dokter yang pertama sebanyak dua kali, lalu ke dokter yang kedua, juga dua kali. Hasilnya, saya hanya membaik sedikit. Panas memang turun, pegal linu berkurang, namun belakangan keluhan itu muncul lagi bahkan akhir-akhir ini perut saya bertambah mual. Oleh dokter yang berikutnya, saya disangka TBC dan diminta untuk dirawat di rumah sakit. Setelah diperiksa lengkap, saya dinyatakan sakit lupus. Saya mendapat obat prednison dan kondisi saya membaik. Panas dan pegal linu hilang. Nah, masalah yang saya hadapi sekarang adalah malam hari tidak bisa tidur, dan saya merasa sedih sekali selama sebulan terakhir ini. Saya benar-benar merasa depresi. Pertanyaan saya, apakah rasa sedih yang berkepanjangan ini disertai tidak bisa tidur tersebut disebabkan oleh lupusnya atau karena obat prednison? Apakah obat prednison boleh saya hentikan? Nita, Jakarta Ibu Nita yang baik, Penyakit lupus eritematosus sistemik atau sering disebut dengan lupus saja merupakan penyakit kronik (menahun) di mana seringkali pasien tidak hanya mengalami gangguan fisik tetapi juga psikis. Beberapa penelitian menunjukkan, 60 persen pasien yang menderita penyakit kronik, termasuk lupus, mengalami depresi. Rasa lelah, insomnia (tidak bisa tidur malam), nyeri, dan kehilangan gairah seksual atau penurunan kemampuan untuk bekerja sehari-hari dapat merupakan akibat depresi, tetapi dapat juga merupakan gejala dari lupus. Kadang-kadang tidak mudah menemukan mana penyebabnya. Jika Anda mengatakan bahwa sekarang sedang depresi, maka perlu diidentifikasi apakah benar sekarang Anda mengalami depresi, dan jika benar, bagaimana penanganannya. Apabila Anda mengalami salah satu atau lebih dari perasaan-perasaan berikut yang menetap lebih dari dua minggu, ada baiknya pergi ke dokter untuk menetapkan apakah ada depresi atau tidak. Perasaan tersebut adalah rasa putus asa, merasa gagal dalam kehidupan, kehilangan minat untuk aktivitas sosial, kehilangan gairah seksual, selalu menyalahkan diri sendiri, ada pikiran/keinginan bunuh diri, rasa tidak puas berkepanjangan, menangis, tidak bisa tidur/tidur terlalu banyak, serta nafsu makan berkurang/bertambah. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien dengan lupus mengalami depresi. Beberapa obat yang dipakai untuk mengatasi lupus, kortikosteroid misalnya, dapat menyebabkan depresi. Hidup dengan penyakit menahun membatasi kebebasan individu, seringkali harus tergantung kepada bantuan orang lain, sehingga dapat menyebabkan depresi. Beberapa pasien lupus mungkin juga mempunyai faktor predisposisi genetik untuk timbulnya depresi. Jadi untuk beberapa orang, masih mungkin depresi tidak ada hubungan sama sekali dengan lupus. Untuk sebagian lain, lupus dan beban kehidupan yang lain dapat menyebabkan timbulnya gejala depresi atau dapat menyebabkan kekambuhan depresi tersebut. Prednison yang Anda gunakan sekarang memang merupakan obat golongan kortikosteroid, namun hal ini bukan merupakan alasan untuk menghentikan minum prednison. Pengobatan dengan prednison yang tepat terbukti dapat mengontrol gejala-gejala pada banyak pasien lupus, termasuk Anda. Depresi biasanya terjadi pada pemberian prednison yang lama. Oleh karena itu, Anda harus selalu minum prednison di bawah pengawasan dokter. Jangan menghentikan sendiri minum prednison, karena penghentian mendadak dapat menyebabkan gejala muncul kembali. Dokter akan mengatur cara-cara penurunan dosis secara bertahap, sehingga mencapai dosis prednison yang paling rendah, tetapi masih bermanfaat mengobati lupus. Dosis tersebut dinamakan dosis pemeliharaan, biasanya diberikan dosis tunggal pagi, bila mungkin sehari minum, sehari tidak (alternating dose), misalnya prednison tiga tablet pagi, selang-seling, sehari minum sehari tidak. Jika Anda benar mengalami depresi, tentu perlu diatasi. Beberapa cara untuk mengatasinya misalnya dengan psikoterapi, obat antidepresan, terapi relaksasi, dan olahraga.
Comments:
Post a Comment
~~~ |
.:Find Me:. If you interested in content, please contact the Writer: Rusnita Saleh : .:Want to Joint ?:. If you want to know more about lupus surferer's activities and want to donor your help and money, go here Need more consult ?, go here .:acquaintances:.
The Enterprise .:New Book:. .:talk about it:.
.:archives:.
.:Link-link website Lupus:.
Lupus Org .:credits:.
|