Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Tuesday, May 10, 2005

Minggu, 25 Januari 2004 - Republika

Dokter Zubairi yang baik,
Anak laki-laki saya, umur 14 tahun, sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta Barat karena demam berdarah. Anak saya memang sudah lama mengalami panas tinggi. Di rumah, ia lima hari panas. Jadi ketika surat ini ditulis, anak saya sudah 10 hari panas. Saya sangat khawatir karena trombositnya turun terus walaupun sudah mendapat pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

Sewaktu awal masuk rumah sakit, trombositnya 90 ribu, kemudian turun menjadi 40 ribu, dan pada pemeriksaan terakhir 24 ribu. Yang mengherankan, anak saya tetap kelihatan sehat dan Alhamdulillah panasnya sekarang sudah agak turun, sekitar 37 derajat Celcius. Dokter yang merawat merencanakan untuk memberi transfusi trombosit untuk mengantisipasi timbulnya perdarahan akibat trombosit yang makin anjlok dan direncanakan untuk masuk ruang ICU. Yang ingin saya tanyakan, apakah anak saya benar-benar menderita demam berdarah? Adakah penyakit lain yang gejalanya serupa, yaitu badan panas dan trombosit turun? Apakah transfusi trombosit akan memberi manfaat yang maksimal karena saya takut akan bahaya penularan penyakit hepatitis dan AIDS melalui transfusi. Apakah benar anak saya memerlukan perawatan di ICU?

Heni, Jakarta

Ibu Heni yang baik,
Dari data-data yang Ibu lampirkan, saya melihat dari gejala panas tinggi 10 hari, trombosit rendah, LED<10, hematokrit meningkat, dan tes serologi DBD (+), maka secara klinis dan laboratories anak Ibu memang menderita demam berdarah. Memang, ada penyakit lain yang dapat menimbulkan gejala panas tinggi dan trombosit turun seperti anemia aplastik dan penyakit lupus. Namun mengingat anak ibu laki-laki dan data lain tidak ada yang mendukung (misalnya tidak ada protein di urin, sariawan, kemerahan di pipi), jadi walaupun hasil laboratorium belum dilengkapi dengan tes anti DNA dan ANA, tampaknya anak Ibu tidak menderita penyakit lupus. Sementara diagnosis anemia aplastik juga kurang sesuai, karena tidak terdapat penurunan sel darah putih. Jadi dari data yang ada sekarang, tidak cocok dengan penyakit lupus ataupun anemia aplastik.

Sebagian besar pasien demam berdarah memang tidak membutuhkan transfusi trombosit maupun transfusi produk darah lain. Gejala demam berdarah pada umumnya trombosit akan turun, bahkan hingga jumlah trombosit mencapai titik sangat rendah lalu naik sendiri secara spontan.

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, artinya tidak ada gunanya memberikan antibiotik, kecuali bila ada infeksi sekunder oleh kuman lain. Hampir semua pasien sembuh sendiri. Yang harus dijaga adalah jumlah cairan di dalam tubuh. Jadi sebagian besar pasien hanya membutuhkan terapi cairan dan tidak memerlukan antibiotiik.

Bila dokter mempertimbangkan untuk memberi transfusi, tanyakan alasannya sampai Ibu mengerti dengan jelas. Keputusan untuk memberikan transfusi memang hanya bisa dilakukan setelah melihat langsung kondisi pasien. Transfusi trombosit dilakukan bila ada perdarahan berlebihan dari gusi, usus, atau (jika pada wanita) menstruasi berlebihan.

Mengenai keamanan transfusi, jika Ibu mengambil darah dari PMI berarti darah tersebut telah diuji saring terhadap hepatitis dan HIV (AIDS). Risiko penularan tetap ada, namun sangat kecil sekali. Di Amerika Serikat pun transfusi tetap berisiko yaitu 1:500.000 (AIDS) dan 1:60.000 (Hepatitis B). Beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit kondisinya dapat menurun drastis sehingga perlu dirawat di ruang rawat intensif (ICU), misalnya jika membutuhkan alat bantu nafas atau monitor pengobatan yang ketat. Ibu dapat menanyakan keterangan yang lebih rinci kepada dokter mengenai rencana perawatan di ruang ICU tersebut.

(Zubairi Djoerban/Heni)


Blogged on 8:52 AM

|

Comments:
menaikkan trombosit yang turun bisa dengan rebusan daun jambu katanya lebih efektif dr jus jambu biji
 
Suami saya 2 minggu yg lalu mengalami gejala dbd namun tes darag ANA positif, sekarang 1 minggu setelah demam timbul gatal seluruh tubuh tetapi tidak ada ruam di pipi. Gatal bentuknya bentol2 kemudian digaruk menyebabkan luka namun sudah kering, tetapi masih terasa gatal2 diseluruh tubuh, bentol berpindah2 tempat. Apakah suami saya menderita lupus?
 
Post a Comment

~~~