Google
Search WWW Search care4lupus.blogspot.com

Thursday, June 29, 2006

Kemajuan Pengobatan Penyakit Lupus

Zubairi Djoerban

Dalam Kongres Internasional Lupus Sedunia di New York, awal Mei lalu, lebih dari 1200 peserta dari seluruh penjuru dunia hadir, baik dari kalangan medik, perawat, peneliti, maupun mereka yang terkena lupus. Dokter spesialis yang hadir pun beragam, seperti spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi, rematologi, ginjal, spesialis kulit dan kebidanan.


Organisasi ataupun perhimpunan orang dengan lupus juga hadir dari berbagai negara, dari Indonesia hadir Ketua Yayasan Lupus Indonesia (YLI) yang merupakan wakil satu-satunya dari perhimpunan serupa di Asia.


Untuk diketahui saat ini, ada lebih dari 5 juta pasien lupus di seluruh dunia dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100.000 pasien baru, baik usia anak, dewasa, laki-laki, dan perempuan. Sebagian besar pasien lupus ditemukan pada perempuan usia produktif.


Jumlah pasien di Indonesia yang secara tepat tidak diketahui diperkirakan paling tidak sama dengan jumlah pasien lupus di Amerika, yaitu 1.500.000 orang. Beberapa data menunjukkan insiden penyakit lupus ras Asia lebih tinggi dibandingkan dengan ras Kaukasia. Saat ini pasien lupus yang terdaftar sebagai anggota YLI ada 757 orang, sebagian besar berdomisili di Jakarta.


Penyakit lupus adalah penyakit sistem daya tahan, atau penyakit auto imun, artinya tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang salah arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.


Karena organ tubuh yang diserang bisa berbeda antara pasien yang satu dan yang lain, maka gejalanya juga sering kali berbeda, misalnya pasien yang satu dengan kaki dan perut bengkak akibat kerusakan di ginjal, pasien yang lain bisa dengan anemia berat atau jumlah trombosit yang
amat rendah.


Salah satu tujuan proklamasi hari lupus sedunia adalah meningkatkan kualitas layanan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi pengidap lupus. Masalah pertama adalah seringnya penyakit pasien terlambat diketahui dan diobati dengan benar karena cukup banyak dokter yang tidak mengetahui atau kurang waspada tentang gejala penyakit lupus dan dampak lupus terhadap kesehatan. Di Indonesia, rendahnya kompetensi dokter untuk mendiagnosis penyakit secara dini dan mengobati penyakit lupus dengan tepat tercermin dari pendeknya survival 10 tahun yang masih sekitar 50 persen, dibandingkan dengan negara maju, yang 80 persen.


Masalah berikutnya adalah belum terpenuhinya kebutuhan pasien lupus dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan lupus. Dirasakan penting sekali meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang dampak buruk penyakit lupus terhadap kesehatan.
Masalah lupus tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan pasien, namun juga mempunyai dampak psikologi dan sosial yang cukup berat untuk pasien maupun keluarganya.


Masalah lain adalah kurangnya prioritas di bidang penelitian medik untuk menemukan obat-obat penyakit lupus yang baru, yang aman dan efektif, dibandingkan dengan penelitian penyakit-penyakit lain, yang sebanding besaran masalahnya.


Obat baru penyakit lupus

Dilaporkan beberapa obat baru untuk lupus yang dibahas di Kongres Internasional Lupus di New York. Salah satu obat baru adalah LymphoStat-B, bekerja menghambat protein yang menstimulasi limfosit B (BLyS= B lymphocyte stimulator). Limfosit B adalah sel yang berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi, odi yang salah arah pada pasien lupus.


LymphoStat-B termasuk obat golongan antibodi monoklonal, yang mengenal secara khusus aktivitas biologis protein BLyS yang menstimulasi limfosit B , kemudian menghambat aktivitas protein tersebut sehingga limfosit B tidak bisa berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi.
Berkurangnya produksi antibodi menyebabkan aktivitas penyakit lupus mudah dikontrol.


Obat baru ini telah mendapat persetujuan FDA (Badan POM-nya Amerika), melalui jalur cepat, karena dianggap amat potensial sebagai obat penyakit SLE. Uji klinik telah membuktikan manfaat dan keamanan obat ini untuk mengobati penyakit lupus. Aktivitas penyakit lupus menurun. Obat
tersebut juga memulihkan aktivitas auto imun kembali ke normal. Pada uji klinik tersebut juga dijumpai pengurangan jumlah limfosit B sebesar 12 persen-40 persen serta pengurangan kadar anti-dsDNA (double-stranded DNA); anti-dsDNA adalah salah satu kriteria penting untuk penyakit
lupus.


Obat lain yang serupa LymphoStat B yang dilaporkan hasil uji kliniknya adalah rituximab (antilimfosit B) dan infliximab, yang mempunyai aktivitas anti-TNF (Tumor Necrosing Factor).


Peneliti lain melaporkan dehydroepiandrosterone (DHEA) dapat mengurangi keperluan dosis prednisone untuk pasien lupus. Khusus untuk pasien lupus dengan gangguan di ginjal (lupus nefritis), setelah mendapat obat siklofosfamid, sekarang ada 2 pilihan untuk obat pemeliharaan (maintenance), yaitu azatioprin atau mycophenolate mofetil yang ternyata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siklofosfamid. Masih dalam penelitian awal adalah pengobatan lupus dengan cangkok sumsum tulang,
yang hasilnya cukup memberi harapan. Dapat disimpulkan, sekarang ini makin banyak pilihan pengobatan untuk SLE yang memberikan harapan baru, walaupun belum dapat memberikan kesembuhan total.

Prof Dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UI/RSCM





Blogged on 12:53 AM

|

~~~

Tuesday, June 20, 2006

Monosodium glutamate, or MSG, is a flavor enhancer that adds a meaty orbroth-like flavor to certain foods. Some individuals are sensitive to thisenhancer. Limit your intake by asking for meals prepared without MSG andchecking the ingredient list on food labels. MSG has less sodium than salt,but it should still be avoided.(MSG can trigger migraines.)

*
Put just a few more veggies on your plate, and you can reduce your diseaserisk. People who live in regions where vegetable consumption is greatestlive the longest. How can you eat more veggies? Toss a bag of baby carrotsinto your bag or briefcase, and nibble on them throughout the day. Addfrozen vegetables to canned soup. Add crunch and brilliant green color tosalads with snow peas and sugar snap peas -- first cook them briefly, thenrefresh them under cold running water.

*
Dark meat chicken, or any chicken eaten with the skin, can have just as muchartery-clogging saturated fat as red meat. For the healthiest poultry meal,choose white meat and remove the skin before eating. For the best taste,though, cook the bird with the skin intact -- this will help retain themoisture in the meat, and won't affect the fat or calories.(When you roast a whole chicken or turkey, put it in breast side down. The most fat is in the back and when cooking it this way it will moisten thebreast meat naturally.)


Blogged on 7:24 AM

|

~~~

Sunday, June 18, 2006

Orang dengan lupus seringkali dicap sebagai "si pemalas" karena seringnya sakit dan kecapekan.
Berikut ada cerita resmi mengenai CFS (chronic fatique syndrome) - sindrom capek kronis yang sering menyerang odapus.

For the full story:

First official death from chronic fatigue syndrome
http://www.newscientist.com/article.ns?id=dn9342

Their message:
Hey all......I thought that this was extremely interesting and thought it warranted passing along.

NewScientist.com is the world's leading online science and technology news service, with a global network of award-winning journalists. Visit www.newscientist.com now for constantly updated and authoritative reporting that's both fast and fascinating.


Blogged on 9:45 PM

|

~~~